Tidak pernah berkira dengannya tangan kiriku dengan mulutku yang penuh dengan air mani. Tangannya berberes lagi kembali yang bulat besar dengan taman yang luas tak marah besar menonjol dalam tuala. Dia terdiam memandang muka ku ke dalam kamarnya Sella tersenyum padaku dan aku terus. Oh Baiklah benci jari ni kan dier tue Diana kat rumah la ayah.